LightBlog

01/01/17

Perekonomian Prabumulih Tahun 2017 Akan Terus Membaik



Prabumulih, RT – Mulai berangsurnya kenaikan harga karet di Kota Prabumulih, yakni untuk penjualan perbulannya harga karet merangkak naik ke kisaran Rp 11 - 12 ribuan perkilonya, tentunya menjadi sinyal positif bergairahnya perekonomian di Kota Prabumulih, karena dengan kenaikan harga karet tersebut, diharapkan dapat memberi dampak postif bagi sektor lainnya, terutama pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), hingga perdagangan dan jasa.

Ketua Himpunan Pengusaha muda Indonesia (HIPMI) Kota Prabumulih, Arie Naprianto, mengatakan bahwa pihaknya meyakini perekonomian Kota Prabumulih, pada sepanjang tahun 2017, akan mengalami perbaikan positif berbarengan dengan peningkatan ekonomi nasional, hal itu karena, Kota Prabumulih ini, sebagian besarnya melingkupi pertanian karet, sehingga dengan kenaikan harga karet, yang mengalami kenaikan pada akhir tahun 2016. “Kami menilai bahwasanya kualitas karet petani lokal tidak kalah bersaing dgn karet industri,maka dari itu ketika harga karet sdh mulai berangsur - angsur mengalami peningkatan harga yg pasti akan berdampak kepada petani karet itu sendiri dan tentunya perekonomian UMKM akan mulai membaik,” katanya pada wartawan, Minggu (1/1/2017).

Tak hanya itu, pihaknya sangat mengapresiasi, kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih, yang pada setiap tahunnya, mengeluarkan sejumlah program pengentasan kemiskinan bagi warga Prabumulih, lewat sejumlah program bangun rumah, bantuan sarana usaha, hingga ke pendidikan kerja. “Contohnya bantuan sarana usaha seperti gerobak gratis, hingga kursus kerja, punya dampak positif, dengan usaha itu, memberikan kesempatan dan pelung kerja bagi warga lokal, ini langkah baik memperbaiki warga kalangan kecil dan menengah, sehingga lapangan kerja
makin diperluas, cara semua ini, membantu warga miskin untuk setidaknya bertahan dan membaik di tahun 2017 ini,” ujarnya.

Namun demikian, dirinya memberikan catatan khusus, pada sejumlah kontraktor penyedia barang dan jasa, mengingat suasana defisit anggaran, sehingga berdampak pada pemangkasan biaya yg telah dialokasikan. Pihaknya berharap untuk kedepan tidak akan terulang lagi adanya pemangkasan anggaran, karena sangat berdampak ke beberapa pengusaha – pengusaha lokal, yang malahan masih minim modal sebagai dana untuk melakukan pekerjaan pekerjaan. “Keadaan itu tak hanya dirasakan dampaknya oleh para kontraktor, tetapi juga oleh masyarakat, karena kalau pembangunan insfrastruktur, justru dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat,” bebernya.

Karena itu, Hipmi mengingatkan, kepada pengusaha muda harus harus mampu menjadi lokomotif pembangunan kota prabumulih masa mendatang, dan hipmi sebagai wadah para wirausaha wajib melibatkan dan merangsang anak muda untuk terjun menjadi pengusaha, dan akan berupaya menghasilkan pengusaha - pengusaha muda kreatif menjadi wirausaha yg berinovasi dan profesional. “Harus kreatif jika mau bertahan, terutama di era deficit anggaran ini, dan kita Hipmi Prabumulih siap tampil menjadi salah satu garda depan untuk turut serta dalam pengembangan dunia  kewirausahaan,” tandasnya.

Hipmi juga siap bersinergi dengan Pemkot Prabumulih, agar kedepan mengadakan persentase kepengusaha - pengusaha lokal, lewat sejumlah kegiatan sosial. Dan hipmi juga akan mengedepankan pengusaha muda yang proaktif dalam melaksanakan usaha menuju pengusaha yang handal dan akan selalu menjadi mitra pemerintah dalam segala sektor ekonomi pembangunan. “Menuju Prabumulih prima dan berkualitas, kita siap bergandengan tangan dengan Pemkot Prabumulih,” pungkasnya. (01).
Adbox