Prabumulih, RT – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Prabumulih merencanakan akan memperketat pengawasan terhadap pasar, terutama yang berkaitan dengan harga dan ketersediaan Sembilan bahan pokok (Sembako), pengawasan dilakukan dengan terjun ke lapangan minimal dua hari sekali.
Sebagai keseriusan masalah pengawasn tersebut, pihak Disperindag telah membentuk tim khusus, untuk menangani hal tersebut. “Tim itu, secara bergantian, akan turun langsung, memantau, kebutuhan pokok masyarakat, termasuk masalah harganya. Tim itu dalam dua hari sekali, turun ke pasar, tidak hanya itu, minimarket, atau took manisan skala besar, juga turut dipantau,” kata Kepala Disperindag Kota Prabumulih, Junaidi Sip, didampingi Kasi pengendalian bahan pokok, Henny Haryani, pada wartawan, (1/3).
Dan dari pantauan beberapa hari terakhir, ada beberapa barang yang mengalami kenaikan harga dengan cepat, terutama cabe yang harganya fluktuatif seharga di kisaran Rp 70 ribu – Rp 90 ribu. “Yang lainnya, sering mengalami perubahan harga yakni penjualan ayam potong, yang mana pada hari kerja seharga Rp 19 ribu – Rp 20 ribuan, namun pada akhir pekannya, dapat mencapai Rp 24 ribuan. Yang alasannya, pada akhir pecan tersebut, permintaan ayam potong mengalami kenaikan terutama bagi warga yang mempunyai acara atau hajatan tertentu, terhadap hal itu, kita masih terus mencarikan solusi untuk hal tersebut,” bebernya.
Sementara itu, salah seorang pedagang ayam potong, di pasar inpres yakni Rizal (45), menerangkan bahwa harga aym potong saat ini, seharga Rp 19 ribu. “Adapun masalah seringnya terjadi perubahan harga pada ayam potong, seringkali dengan ketersediaan di agennya,” ujarnya.
Dilanjutkannya, bahwa harga ayam potong normal pada hari biasa, dibandingkan dengan akhir pecan yang mengalami kenaikan hingga ke harga Rp 20 ribuan. “Namun akhir – akhir ini, penjualan lagi sepi, kadang 100 kilo dak terjual, kalau lagi rame bisa sampai 200an kilo ayam potong yang terjual,” pungkasnya. (01).