Rubrikterkini.com, Jkt – Pesatnya perkembangan perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terutama dalam tiga tahun terakhir, mendapat apresiasi dari Presiden Republik Indonesi (RI), Joko Widodo (Jokowi), bahkan menurut Presiden, perekonomian NTB tumbuh lebih tinggi dari perekonomian nasional kita.
“Perkembangannya di atas rata – rata nasional kita, yang mana pada tahun 2015 ada di kisaran 9,2 persen, dan pada tahun 2016 terus menjadi 5,81 persen, hal itu sangatlah positif,” kata Presiden setelah memperoleh keterangan dari Gubernur NTB Zainul Majdi, dalam rapat terbatas tentang Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Provinsi NTB, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/2) sore.
Dalam Rata situ, hadir juga, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Maasduki, Menhub Budi K. Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Wakil Menteri ESDM Archandra Taher, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Menteri Agraria/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Dilanjutkan Presiden, agar perkembangan perekonomian yang signifikan itu, untuk terus dijaga momentumnya, bila perlu ditingkatkan lagi, namun dengan tetap memperhatikan aspek pemerataan ekonomi, dalam rangka menurunkan angka kemiskinan, serta dapat meningkatkan pendapatan warga. “Dari data kita, pendapatan perkapita masyarakat NTB saat ini Rp 23,74 juta/tahun atau setengah dari rata-rata nasional. Sedangkan penduduk miskin, terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu,” bebernya.
Karena itu, Presiden mengharapkan, agar seluruh Kementerian dan Gubernur untuk memperhatikan perekonomian di NTB, yang secara sektoral, disokong oleh pertanian (24 persen), sektor pertambangan (15 persen), dan perdagangan dan eceran (13 persen). “Untuk sector pertanian sebagai penggerak perekonomian daerah NTB, meski ada peningkatan, agar NTB tetap menjadi daerah penghasil beras yang utama di Indonesia, kita juga minta supaya memprioritaskan dan melanjutkan penyiapan sarana prasarana infrastruktur pertanian, seperti bendungan, waduk dan saluran irigasi,” ujar Pria yang pernah menjabat Gubernur DKI ini.
Selain itu, Presiden juga meminta untuk pula, memfokuskan dalam hal yang berkaitan dengan kawasan ekonomi khusus pariwisata di Mandalika, agar hambatan yang ada dapat diselesaikan dengan baik. “Seperti penyelesaian terjadi di proyek pembangunan infrastruktur penunjangnya, agar dapat terselesaikan, misalnya kesiapan infrastruktur, termasuk pengembangan Bandara Internasiona Lombok, pembangunan infrastuktur air bersih dan listrik akan berdampak pada kecepatan pengembangan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Mandalika, terpenting pula yang mesti diperhatikan yakni dampaknya bagi ekonomi rakyat, terutama sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), sebagai akibat dari pengembangan sektor pariwisata di Kawasan Mandalika,” tandasnya.
Sementara terkait dengan sektor pertambangan, Presiden Jokowi meminta agar bisa berkontribusi pada penciptaan nilai tambah di daerah. “Bukan hanya pada penyerapan tenaga kerja tapi juga dalam menggerakkan multiplier Effect, baik untuk pengembangan industri turunannya maupun dalam menggerakkan ekonomi di sekitar wilayah tambang,” pungkasnya. (04/skb).