LightBlog

12/03/17

PLN Lakukan Pemutusan Sambungan 17 Pelanggan

Prabumulih, RT – Guna menekan jumlah tunggakan sambungan Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang telah mencapai Rp 6,067 miliar naik dari sebelumnya hanya Rp 5,924 miliar, pihka PLN melakukan tindakan tegas dengan melakukan pemutusan sementara terhadap pelanggan yang telah menunggak selama tiga bulan, terhitung sejak januari tahun ini, ada sekitar 17 pelanggan PLN yang telah diputuskan sambungan listriknya. Demikian diungkapkan oleh Manager Rayon PLN Prabumulih, Alveri SE, (10/3).

Pihaknya terpaksa mengeluarkan sanksi tersebut, sebagai efek jera, dan pihaknya tidak sembarangan melakukan pemutusan, yakni sudah melakukan penagihan secara langsung atau door to door, tetapi masih membandel. “Jika sampai 25 Maret ini, tidak dilunasi kita putus permanen, tindakan tegas perlu dilakukan, mengingat tunggakan kita mengalami kenaikan sekitar Rp 143 juta hingga akhir Februari lalu. Sementara itu, omzet kita Rp 12 miliar sebulan. Jika ditambah tunggakan, perbulannya mencapai hampir Rp 18 miliar,” kata Veri sapaan akrabnya.

Veri menjelaskan, sejauh ini pelanggannya ada sekitar 90 ribu pelanggan. Dan sebagian besar pelanggan yang menunggak adalah pelanggan rumah tangga. “Harga karet sudah berangsur naik, sehingga tidak ada alasan lagi bagi warga tak mau membayar listrik. Makanya kita mengimbau agar pelanggan membayar tagihan listrik setiap bulannya. Supaya tidak kena denda dan juga sanksi pemutusan,” ujarnya.

Sambungnya, pihaknya juga rutin melakukan pemutusan kepada pelanggan bandel yang tidak mau membayar tunggakan PLN. Menurutnya, menunggak satu bulan pemutusan sementara sudah bisa dilakukan. “Kalau sudah diputus pelanggan wajib memasang listrik baru, listriknya pun bukan reguler melainkan listrik prabayar. Kalau, tidak mau pusing soal tagihan listrik mendingan listrik prabayar,” bebernya.

Sementara itu, Latief (38) warga jalan Kerinci Kelurahan Prabu Jaya meminta PLN tak hanya memikirkan soal tunggakan dan piutang pelanggan tapi juga meningkatkan mutu pelayanan. “Jangan sebentar-sebentar mati, tanpa pemberitahuan pula. Jelas kita sebagai pelanggan repot, terutama di waktu malam hari karena listrik sangat dibutuhkan, untuk penerangan,” ujarnya.

Bukan hanya itu saja, pihaknya juga berharap pencatat tagihan listrik harus akurat. Sehingga, tidak merugikan pelanggan sehingga terpaksa membayar tagihan lebih besar dari biasanya. “Iya kita minta petugas PLN yang mencatat meteran, hendaknya jangan asal-asalan, kalau selisih sedikitmungkin dimaklumi,” tandasnya.

Hal senada diutarakan Efri, warga jalan Lingkar Timur. Pemuda satu ini bahkan nekat mengancam mendemo PLN Rayon Prabumulih gara-gara pemadaman yang makin sering terjadi. Seperti beberapa lalu, listrik padam hampir seharian penuh dari pagi hingga petang. “Harusnya, kalau matikan listrik, harus pemberitahuan luas, selain itu kita minta PLN tingkatkan pelayanannya, apalagi listrik sudah naik, itu perlu dibarengi dengan perbaikan kinerja dari PLN,” pungkasnya. (01).
Adbox