Prabumulih, RT – Harga karet yang sempat melambung ke harga Rp 15 ribu per kilonya, kini mulai mengalami tren penurunan, setidaknya itu yang terjadi pada dua belakangan ini, yang mana sejak bulan Februari dan Maret, harga karet yang dua mingguan turun ke harga Rp 13 ribuan perkilonya, atau mengalami penurunan sebesar Rp 2 ribuan perkilo.
Kedaan harga karet yang murah tersebut, tentunya meresahkan para petani karet, seperti yang dialami oleh Andre (35), warga Kelurahan Muaradua, Kota Prabumulih, (3/4).
Andre mengatakan, harga karet yang dijual mingguan, malahan lebih murah lagi, yakni seharga Rp 11 ribuan perkilonya. ‘Kita resah harga karet makin murah, takutnya anjlok lagi, seperti tahun sebelumnya yang sempat ke harga Rp 4 ribuan perkilonya, semoga saja itu tidak terjadi lagi, karena pastinya kita akan semakin susah,” katanya pada wartawan.
Keadaan harga karet yang murah tersebut, tentunya sangat mempengaruhi penghasilan petani seperti dirinya dan warga lainnya. “Jelas pendapatan kita juga berkurang, padahal sudah sempat sedikit gembira, entah mengapa turun lagi, kita tak tahu sebabnya, sebagai petani kita hanya tahu harga itu naik atau turun, kalau sebabnya, kita tak tahulah,” bebernya.
Senada yang dikatakan oleh Radit (29), petani karet di Kelurahan Karang Jaya, bahwa harga karet, juga senilai Rp 13 ribuan perkilonya. “Itu harga di agen, kalau sampai ke patani bisa Rp 12 ribuan, atau tepatnya Rp 12.800, karena kan pengumpul juga mau untung, jadi kita maklumi itu,” ujarnya.
Radit juga was – was dengan penurunan harga karet, dikarenakan, pertanian karet, merupakan penopang ekonomi utama keluarganya. “Kita makan di hasil akret inilah, jadi turun sedikit saja, pasti berpengaruh, apalagi sampai dua ribuan, padahal tidak lama lagi kan, kita kan masuk bulan puasa, semoga karet tak turun lagi harganya, minimla sekilo beras harganya sama dengan sekilo karet, itu baru seimbang,” tandasnya. (01)