Prabumulih, RT – Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar pada akhir semester pertama tahun ini, telah berhasil mengumpulkan retribusi pasar dari pedagang pasar Inpres Prabumulih sebanyak Rp 200 jutaan, dari target awal senilai Rp 500 jutaan, atau total sebanyak hampir 40 persennya. Factor harga karet yang belum stabil, membuat perekonomian pasar juga belum membaik, hal itu juga turut mempengaruhi pencapaian retribusi pasar.
Kepala UPTD Pasar Inpres Prabumulih, Taufik Hidayah SE, menyampaikan bahwa dari seribuan pedagang di pasar Inpres, setiap harinya, hanya sekitar 70 persennya saja, yang rutin membayar retribusi pasar. “Kita tak bisa paksa pedagang untuk bayar retribusi, apalagi kalau dagangannya sepi, mereka beralasan faktor harga karet, mempengaruhi daya bel masyarakat,” katanya pada wartawan.
Adapun nilai retribusi pasar yang dibayar pedagang, masih seharga Rp 1000 perharinya, walau terkadang ada juga yang membayar lebih dari itu, tergantung dari pendapatan pedagang setiap harinya, dia berharap agar pasar terus ramai, sehingga para pedagang dapat rutin membayar retribusinya, sehingga target dapat dicapai pad a akhir tahun ini. “Namun kita masih optimis target retribusi dapat kita capai pada akhir tahun nanti,” bebernya.
Neni (45), salah seorang pedagang pasar inpres, menyampaikan kalau dagangannya banyak yang beli, dirinya tak keberatan membayar retribusi pasar pada para petugas. “Walaupun Cuma seribu, tapi kalau lagi sepi pembeli sangat berarti bagi kita, biar saja absen bayar dulu, besoknya kita lebihkan membayarnya,” pungkasnya. (01).