LAHAT, RT- Memasuki musim kemarau persoalan yang selalu menghantui warga tak lepas dari debu jalanan yang menyelimuti sepanjang Jalan Lintas Sumatera, di Kecamatan Merapi Area, Lahat.
Pasalnya, aktivitas angkutan batu bara menyebabkan kian tebalnya debu dijalanan yang dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit pernafasan.
"Inilah yang kami dak tahan kalu musim kemarau. Bukan main debunyo dari aktivitas angkutan batubara. Takutnyo terjangkit penyakit pernafasan. Pengusaha tambangnyo dapet duit, kami dari dulu cuman dapet debunyo bae," ungkap Murni (60) warga Merapi Timur dengan sedikit kesal.
Seharusnya kata Murni, pengusaha tambang batu bara dan angkutan mencari solusi bagaimana mengatasi persoalan ini. Sebab sampai saat ini lanjut Murni debu jalanan menjadi persoalan masyarakat disepanjang Jalan Lintas Sumatera.
"Kami nih wong kecik cuman biso besuaro bae, tapi suaro kami nih tolong didengerke. Mungkin solusinyo jalanan disiram dengan air atau ada solusi lainnyo dari pihak tambang apo pihak pengusaha angkutan," ujar Murni.
Senada yang disampaikan Saparudin (25) salah seorang pengendara motor. Dia mengatakan, debu yang diakibatkan dari angkutan batubara sudah diluar ambang batas kewajaran terlebih lagi dimusim kemarau. Bahkan akibat tebalnya debu membuat mata sakit.
"Nak diapoke lagi, sejak maraknya tambang batubara di Merapi ini, debu sudah menjadi pemandangan biaso. Percuma bae kito nak protes kareno pemerintah jugo terkesan dak peduli dengan kondisi ini," ungkapnya.(SS)