PRABUMULIH, RubrikTerkini.com - Dua dari Empat Komplotan bandit pecah kaca lintas Provinsi berhasil diringkus Anggota Satreskrim Polres Prabumulih. Kedua pelaku yakni Saldi Nopi (39) warga jalan Mayor Ruslan, Kecamatan Air Lintang Kabupaten Muaraenim dan Egal (45) warga Perumahan Permata, Kabuapten Ogan Ilir Palembang.
Dalam menjalankan aksinya, kawanan bandit ini sering bertindak brutal dan tak segan segan melukai korbannya. Berdasarkan interogasi awal, pelaku Egal adalah dalang dibalik tindak kejahatan itu. Kepiawaianya menyusun rencana terbilang mahir, terbukti Ia telah melakoni aksinya sebanyak 23 kali diwilayah Sumsel, Bekasi, Riau dan Lombok.
Menurut catatan pihak kepolisian, Egal adalah resedivis kambuhan yang pernah ditahan di Bekasi atas kasus yang sama. Dalam catatan, pelaku pernah beraksi di 23 tempat, yakni 1 TKP di wilayah pekan baru tahun 2014. I TKP di wilayah lombok dengan hasil jarahan uang 90 juta tahun 2015, Sementara Tahun 2016 sebanyak 20 TKP di wilayah Bekasi.
Terakhir, Egal CS menjalankan aksinya di wilayah simpang Nasional tepatnya di depan Toko Bollywod samping bank BCA Kota Prabumulih, Senin (8/10) sekitar pukul 14.30 WIB. Namun Naas, mereka tertangkap setelah menggasak uang senilai Rp 50 juta rupiah milik Hendri Awan (39) warga Dusun IV, Desa Dalam Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muara Enim.
Informasi yang dihimpun, Kedua pelaku ditangkap dikediamannya masing-masing pada waktu yang berbeda. Pelaku Saldi Nopi ditangkap petugas Selasa 09 Oktober 2018 sekira pukul 17.00 wib. Setelah pengembangan, petugas kembali menciduk Egal pada Rabu 8 Oktober 2018 pukul 01.00 wib.
Dari tangan kedua pelaku, Petugas berhasil mengamankan barang bukti uang hasil kejahatan senilai Rp 4,5 juta, satu unit sepeda motor shogun, Serta barang bukti pendukung lainnya. Kini pelaku masih menjalani proses penyidikan lebih lanjut di Mapolres Prabumulih.
Kapolres Prabumulih AKBP Tito Travolta Hutauruk SIK MH menjelaskan, Saat korban menarik uang senilai Rp 75.000.000,- di Bank Mandiri di dalam komplek Pertamina. Setelahnya korban pergi dengan mobilnya menuju bank BRI untuk mengirim uang Giro sebesar Rp 25 juta.
Kemudian sisa uang Rp 50 juta berbungkus plastik hitam di letakan korban di bawah jok sopir. Tanpa ada rasa curiga Korban melanjutkan perjalanan menuju simpang nasional berniat untuk membeli HP dan memarkirkan mobilnya di depan toko kain Bollywod samping bank BCA.
Usai berbelanja seorang tukang parkir mengatakan bahwa ban mobil belakang sebelah kiri pecah. Korban pun langsung menggantinya dengan ban cadangan. Sayangnya saat korban tengah sibuk mengganti ban mobil, ia tidak sadar bahwa para pelaku telah menggasak uang miliknya.
Menurut Tito, Para pelaku telah membuntuti mobil korban dari awal saat korban mengambil uang di Bank Mandiri pertamina hingga ke TKP Di wilayah simpang Nasional. Setelah korban meninggalkan mobilnya, disitulah para pelaku berkesempatan mengambil uang Korban.
"Dalam beraksi keempat pelaku memiliki berbagai peran. Awalnya Nopi bertugas sebagai pemberi Isyarat korban membawa uang keluar dari dalam bank Mandiri. Sementara, Egal menunggu diluar sebagai joki untuk membuntuti arah korban pergi. Selanjutnya, dua pelaku lain yang berinisial DI dan DM bertugas sebagai pengembos Ban Mobil sekaligus eksekutor pengambil uang," ujar Kapolres saat menggelar konfrensi pers, Rabu (10/10).
Ditambahkan, Kasat Reskrim AKP Eryadi Yuswanto SH, MH, tertangkapnya kedua pelaku usai pihaknya memperlajari rekaman kamera CCTV yang ada pada Bank Mandiri. Kemudian data tambahan hasil rekaman kamera pengintai yang ada di lampu merah Simpang Empat Bawah Kemang.
"Dua pelaku berhasil kita amankan, satu pelaku atas nama Egal terpaksa kita lumpuhkan dengan tembakan dikaki kanan Akibat berusaha melarikan diri pada saat akan ditangkap. Sementara Indentitas dua pelaku yang berstatus DPO sudah kita ketahui dan masih dalam pengejaran," Jelasnya.
Sementara Itu, Pelaku Egal mengaku akan menggunakan uang hasil kejahatan tersebut untuk keperluan pergi keluar kota. Untuk itu ia mengajak rekannya Nopi, DD dan DM melancarkan aksi kejahatan tersebut. "Aku terdesak ekonomi jadi aku ngajak mereka untuk bergerak. Uang hasil rampasan kami bagi berempat," sesalnya(han)