PRABUMULIH ,RT-- PT PERTAMINA EP ASSET 2 Perduli wilayah sekitar operasi, membuat gebrakan bantu masyarakat ciptakan inovatif di masa pandemi covid 19 dan hadapi new normal ,
Kelurahan Majasari dikenal sebagai sentra industri tahu skala rumahan di Prabumulih.
Tahu mentah dan tahu goreng produksi UMKM di Majasari menjadi pemasok utama kebutuhan
warga kota Prabumulih terhadap pangan sumber protein hasil olahan kedelai ini. Kurang lebih
ada 30 pabrik tahu skala rumahan tersebar di Majasari.
Produksi tahu goreng menghasilkan sisa minyak goreng atau minyak jelantah. Survey INAgri
menemukan rata-rata setiap pabrik tahu mengumpulkan 5 kg minyak jelantah per bulan.
Sabun adalah agen pembersih yang dibuat melalui reaksi saponifikasi antara basa natrium
atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani (IndonesiaSNI, 1994).
Bahan penyusun sabun terdiri atas bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama berupa
berbagai jenis minyak nabati (berbentuk cair) atau lemak hewan (berbentuk padat). Bahan
pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun, antara lain, pewangi,
pewarna, natrium klorida, natrium karbonat, dan natrium fosfat. Bahan-bahan pendukung
yang ditambahkan ke dalam sabun juga berfungsi untuk mempertinggi kualitas produk sabun
sehingga menarik konsumen.
jelantah dan racikan herbal. Bahan herbal didapat dari tanaman obat keluarga yang banyak
ditanam kelompok ini di kebun kolektif dan di pekarangan masing-masing. Beberapa jenis
tanaman obat dan rempah yang digunakan dalam pembuatan sabun sehat ini antara lain; serai,
serai wangi, daun jeruk, kulit jeruk nipis, daun pandan, lidah buaya, daun mint, jahe, ampas
kopi, dll.
Proses pembuatan sabun herbal oleh Kelompok Sarah di Kelurahan Majasari dilakukan
menggunakan metode dingin (cold-process). Pengerjaannya dilakukan dalam 2 tahapan.
Tahapan persiapan dan tahapan pembuatan produk. Tahapan persiapan bahan baku meliputi
proses pengumpulan bahan (jelantah dan bahan herbal dari tanaman obat) dan filtrasi. Proses
pengumpulan jelantah dilakukan secara bertahap di rumah anggota kemudian dikumpulkan
ke kolektif, sementara pengumpulan bahan herbal dilakukan secara langsung pada saat
diperlukan dengan cara petik/panen di kebun kolektif maupun pekarangan rumah anggota.
Rintisan usaha daur ulang minyak jelantah menjadi sabun herbal ini mendapat dukungan PT
Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field melalui program Sampah Jadi Berkah (SARAH). Bentuk
dukungan yang diberikan antara lain; peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan dan
pendampingan intensif, pengembangan kebun organik terpadu untuk memanfaatkan sampah
organik sekaligus penyedia bahan tanaman obat/herbal yang akan digunakan, dan dukungan
yang dibutuhkan untuk pengembangan produk herbal hasil daur ulang minyak jelantah.
Manfaat Lingkungan Produk Sabun Herbal dari Minyak Jelantah
Produk Sabun Herbal dari Minyak Jelantah merupakan bagian dari pengembangan kegiatan
Sampah Jadi Berkah (Sarah) di Majasari. Gagasan dasarnya adalah memanfaatkan sebanyak
mungkin potensi lokal yang selama ini diabaikan, salah satunya adalah minyak jelantah.
Sebagaimana diketahui Kelurahan Majasari merupakan sentra UMKM pengolahan tahu dan
makanan kecil (kerupuk, kemplang, jangek, dll). Usaha-usaha produktif masyarakat ini banyak
menggunakan minyak goreng dan banyak pula menghasilkan minyak goreng sisa (jelantah).
Pemanfaatan limbah minyak jelantah berhasil memberikan tren positif bagi peningkatan
keanekaragaman hayati (Kehati) di Sungai Kelekar. Pada tahun 2017 dijumpai 21 spesies ikan
dari 13 famili. Sedangkan pada tahun 2020 beberapa spesies yang jarang terlihat tampak
bermunculan. Jika ditambah dengan spesies introdusir, kurang lebih dijumpai 25 spesies ikan
dari 13 famili di Sungai Kelekar. Adapun spesies yang mulai sering terlihat berdasar wawancara
dengan penggiat olahraga memancing di Sungai Kelekar antara lain; ikan palau (Osteochilus
hasselti), Belut (Monopterus albus), Jelawat (Leptobarbus hoevenii), Lais ompok (Ompok sp).
Berdasarkan pengamatan di lapangan, terutama di sekitar perairan sungai Jambat Teras
banyak dijumpai capung yang merupakan bio-indikator pencemaran air. Semakin banyak
capung dijumpai, berarti tingkat pencemaran air relatif rendah.
Manfaat Sosial Ekonomi
Program SARAH yang didukung oleh PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field memiliki nilai
inovatif pada membangun keterpaduan (integrasi) antara aspek ekologi (perlindungan
lingkungan hidup) dengan pemberdayaan masyarakat. Sisi inovasi tersebut terdapat pada
peningkatan rantai nilai (value chain). Sistem perlindungan lingkungan dengan mengurangi
sampah domestik dan limbah minyak jelantah yang mencemari badan air Sungai Kelekar
menjadi sabun herbal.
Produk sabun herbal dari minyak jelantah pada dasarnya sebuah prakarsa memanfaatkan
secara optimal sumber daya lokal yang selama ini diabaikan bahkan berpotensi menimbulkan
masalah lingkungan hidup berupa limbah minyak jelantah. Sumber daya lokal lain yang juga
dioptimalkan adalah tanaman obat keluarga yang selama ini hanya ditanam dan dimanfaatkan
seperlunya oleh masyarakat. Dengan adanya produk sabun herbal dari minyak jelantah,
sumber daya lokal ini dapat dikelola dan memberi manfaat tambahan sekalipun menggunakan
teknologi sederhana dan tepat guna.
Integrasi program tidak hanya dilihat dari aspek lingkungan dan pemanfaatan sumber daya
lokal terabaikan, tetapi juga keterpaduan dengan program CSR yang juga dikembangkan oleh
PT Pertamina Asset 2. Di tingkat kelurahan Majasari sendiri, produk sabun herbal dari minyak
jelantah merupakan kembangan dari Sampah Jadi Berkah (SARAH), dan bahan herbal yang
digunakan dalam program ini didapat dari tanaman pekarangan dan kolektif dirawat
menggunakan kompos produksi SARAH.(77)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar