JAKARTA,RT - Bangsa Indonesia harus bisa memaksimalkan budaya bahari guna meningkatkan perekonomian bangsa.
Selain itu pengelolaan ekonomi, termasuk ekonomi maritim, yang terintegrasi akan membuat Indonesia lebih kuat dalam menghadapi krisis.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Menteri Koordinator Politik dan Hukum Mahfud MD dalam peringatan Hari Nusantara 2020 pada Minggu, (13/12 2020) yang disampaikan secara virtual.
“Tantangan yang paling krusial bagi pembangunan politik dan ekonomi Indonesia adalah membangkitkan kekuatan ketahanan industri maritim, sehingga pembangunan ekonomi berbasiskan pada potensi kelautan dapat semakin diwujudkan,” kata Presiden RI Jokowi.
Dalam sambutan tertulis tersebut, Presiden juga menegaskan bahwa ada tiga potensi dasar yang bisa dikembangkan sebagai basis pembangunan ekonomi maritim, yakni potensi wisata bahari, perikanan, dan perhubungan. Semua komponen bangsa harus terlibat dalam pengembangan potensi ini sehingga pembangunan ekonomi bisa dilakukan secara terintegrasi.
“Ekonomi yang lebih terintegrasi akan makin meneguhkan dan mengukuhkan ikatan kita sebagai NKRI,” ujar Presiden dalam sambutannya.
Peringatan Hari Nusantara 2020 dilakukan secara hybrid: offline dan online karena mempertimbangkan situasi pandemi COVID-19.
Peringatan secara offline dilakukan di Econvention Ancol, Jakarta dengan diikuti sedikit peserta dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia belum memanfaatkan potensi sumber daya laut secara optimal.
Untuk itu ke depannya, kebijakan pemerintah akan fokus pada pengembangan dan pemanfaatan sumber daya maritim secara terintegrasi, penguatan budaya bahari melalui pemanfaatan teknologi digital, khususnya bagi generasi millenial sebagai implemetasi deklarasi Djuanda, pemanfaatan teknologi digital secara meluas dan terintegrasi untuk peningkatan ekonomi maritim Indoneisa; dan pengarusutamaan ekonomi maritim sebagai penggerak ekonomi nasional.
“Peringatan Hari Nusantara ini juga menjadi momentum untuk mempertebal semangat persatuan dan kesatuan Indonesia. Jangan penah lari dari situ,” ungkap Menko Maritim yang juga menyampaikan sambutannya secara virtual.
Sebelumnya, memberikan sambutan secara offline di Econvention Ancol, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate sekalu ketua pelaksana Hari Nusantara 2020, mengatakan bahwa Indonesia harus melakukan akselarasi digital untuk mewujudkan dan mempercepat pembangunan ekonomi maritim.
“Pemanfaatan internet dari hulu ke hilir, khususnya kegiatan ekonomi digital, untuk mendukung aktivitas ekonomi maritim, akan mempercepat perwujudan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” kata Menkominfo.
Hingga saat ini, Kominfo telah mengupayakan akselerasi percepatan digital dari hulu hingga hilir, diantaranya penyediaan wifi untuk 13.011 fasilitas layanan kesehatan di seluruh Tanah Air yang akan diselesaikan hingga akhir tahun ini; perluasan jaringan layanan 4G untuk 12.548 desa/kelurahan yang akan diselesaikan hingga akhir tahun 2022; pendampingan UMKM; dan penyusunan roadmap transformasi digital Indonesia tahun 2020-2024.
Peringatan Hari Nusantara pertama kali dicanangkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid di tahun 1999 dan ditetapkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri melalui Keputusan Presiden RI Nomor 126/200, sebagai upaya mengenang momentum pembacaan deklarasi negara kepulauan oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja pada 13 Desember 1957.
Awalnya pemerintah berencana menggelar peringatan Hari Nusantara 2020 yang mengambil tema.
“Penguatan Budaya Bahari Untuk Meningkatkan Ekonomi Maritim di Era Digital” ini di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Namun situasi pandemi yang masih terus berlangsung membuat acara di Kaltim dibatalkan dan diganti dengan format hybrid.
Acara peringatan Hari Nusantara 2020 ini juga dimeriahkan oleh para taruna-taruni Angkatan Laut Indonesia dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta serta aksi 18 penerjun payung yang mengibarkan bendera merah putih di atas langit Surabaya. (rilis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar