PRABUMULIH, RUBRIKTERKINI -- Sebagai langkah awal untuk mencegah dan menekan shunting (gizi buruk) Kejaksaan Negeri (Kejari) Prabumulih dibawah komando Kajari Prabumulih Roy Riadi SH MH melakukan langkah kongkret untuk menekan kasus gizi buruk yang masih menghantui anak- anak di Kota Prabumulih.
Seperti halnya, Senin (11/9/2023) Kajari Prabumulih Roy Riadi SH MH didampingi Kasi Datun Hendra Mubarok SH dan Kepala Dinas Kesehatan dr Hj Hesti Widyaningsih MM, secara langsung hadir di Puskesmas Tanjung Raman Kecamatan Prabumulih Selatan, untuk memonitor sejauh mana langkah yang sudah diambil.
" Ini kegiatan Datun namanya JAGAMASEH (Jaksa Jaga Puskesmas Masyarakat Sehat) kita melakukan pendampingan ke puskesmas, salah satunya puskesmas Kelurahan Tanjung Raman, untuk bersosialisasi masalah shunting yang ada di Kota Prabumulih, terang Kajari Prabumulih Roy Riadi ketika dikonfirmasi disela kegiatan.
Ungkapnya, langkah yang kita ambil dalam menangani shunting ini yakni, mendampingi puskesmas melakukan sosialisasi serta mengunakan anggaran puskesmas harus di prioritaskan dalam menangani penekanan shunting. "Alhamdulillah dari informasi kepala dinas kesehatan, angka shunting di Prabumulih jauh menurun. Dari 22 persen menjadi 12 persen," terangnya.
Masih kata Pria yang akrab disapa Mang Oy ini. Bahkan sekarang dari periode Februari, sebelumnya 91 kasus shunting, kini sudah turun menjadi 71 kasus sampai bulan Agustus. Dan yang kita harapkan di tahun 2024 mendatang Kota Prabumulih zero kasus shunting, harapnya.
Adapun langkah yang kita ambil salah satunya melakukan sosialisasi, ke agen-agen kesehatan yang bisa di bilang ujung tombaknya puskesmas. Bahkan tenaga-tenaga kesehatan bisa di proaktifkan dimasyarakat untuk melakukan sosialisasi, edukasi dan mengajak masyarakat bersama-sama mengatasi shunting.
" Program-program yang dilakukan misalnya, memberikan makanan bergizi pada ibu dan anak tersebut. Atau kalau ada permasalahan BPJS minta diselesaikan. Dengan didampingi pihak kejaksaan, masyarakat jangan risau dan khawatir, karena secara kontitusi negara ini sudah menjamin kesehatan masyarakat, terangnya.
Ditambah Kepala Dinas Kesehatan Kota Prabumulih dr Hj Hesti Widyaningsih MM, Kota Prabumulih ini unik, mobilitas nya tinggi. Kami menekankan mulai dari jajaran (rumah sakit) hingga puskesmas, puskesmas pembantu, bidan-bidan desa, kita mengaktifkan istilahnya jemput bola.
" Jadi Kita tidak hanya mendata shunting itu dari posyandu saja. Dengan adanya kunjungan ke rumah-rumah, kita harapkan bisa mendeteksi kasus shunting bagi penduduk kita yang tidak aktif ke posyandu.
Terkahir, jangan khawatir untuk biaya perobatan shunting ini, semuanya ditanggung pemerintah. Jadi sepanjang universal het kaper kita sudah 99 persen. Jadi kita yakinkan yang tidak terkapar BPJS itu sangat sangat kecil, hampir tidak ada yang tidak memiliki BPJS.
"Kalaupun ada tidak pakai BPJS dengan UHC kita tidak menunggu mengaktifkan selama dua minggu. Jadi begitu hari itu ia butuh pelayanan kesehatan hari itu bisa kita aktifkan, dan tidak ada masalah," tutupnya. (*)
Editor:Heru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar