PRABUMULIH, RUBRIKTERKINI – PT Pertamina EP (PEP) Limau Field menyelenggarakan Seminar Internasional yang dijajaki bersama Perhimpunan Mahasiswa Indonesia Thailand (PERMITHA) dan Creative Movement Indonesia yang bertajuk “Peluang Pertanian di Indonesia dan Thailand, Apakah Masih Menggiurkan?”.
Kegiatan tersebut berlangsung secara daring dan dihadiri oleh kurang lebih 200 peserta yang terdiri dari perwira PEP Limau Field, Mahasiswa Khon Kaen University, dan masyarakat umum dari negara Indonesia dan Thailand, pada Jumat (21/06).
Kegiatan webinar ini memiliki tujuan untuk memperluas pengetahuan masyarakat terkait pertanian dari sisi perusahaan pada kegiatan pemberdayaan masyarakat dan akademisi. Rangkaian kegiatan yang terdiri dari sesi pemaparan materi oleh kedua narasumber dan sesi tanya jawab ini mendapatkan antusiasme yang cukup meriah dari para peserta webinar.
Penyampaian materi dari perusahaan disampaikan oleh Community Development Officer (CDO) PEP Limau Field, Azrah Andriani, dengan memaparkan program pemberdayaan masyarakat Agribisnis Penggerak Desa Wisata Air Talas (Anggrek Dewata) sebagai salah satu program pertanian di Indonesia. Sedangkan, dari pihak eksternal dipaparkan oleh PERMITHA, Dr. Abil Dermail, SP. MSc., membahas materi perkembangan pertanian di Thailand.
PEP Limau Field sebagai salah satu perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dan salah satu program yang berfokus pada bidang pemberdayaan masyarakat dengan memberikan inovasi pada kegiatan pertanian jeruk, yaitu program Anggrek Dewata. Sedangkan, PERMITHA sebagai salah satu wadah mahasiswa di Thailand menjelaskan terkait pertanian dan sistem yang ada di Thailand.
Pjs Senior Manager Limau Field, Zulfikar Dwi Affandi, memberikan dukungan dalam kegiatan webinar yang dilakukan bersama PERMITHA, “Kegiatan sharing knowledge yang dilakukan oleh PEP Limau Field bersama PERMITHA diharapkan dapat memperluas jangkauan pengetahuan mengenai pertanian. Selain itu, pentingnya mengembangkan potensi pertanian baik dari negara Indonesia maupun Thailand memerlukan adanya kolaborasi dari tiap aktor, baik pemerintah, perusahaan, akademisi, dan masyarakat,” ujar Zulfikar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar