LightBlog

30/07/24

Studi Komperatif, Komisi V DPRD Sumbar Atur Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata

SUMBAR, RUBRIKTERKINI – Komisi V DPRD Sumatera Barat (Sumbar) melakukan studi komperatif ke Provinsi Kepri dengan menemui Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kepri, Guntur Sakti di Graha Kepri, Kota Batam, Senin (29/7/2024).

Pertemuan ini berlangsung di Ruang Rapat Lantai 6, Graha Kepri, Kota Batam, dan menjadi bagian dari studi komparatif yang dilakukan oleh DPRD Sumbar, khususnya Komisi V, yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Sumbar, H Irsyad Syafar LC MEd, pada Senin (29/7/2024).

Pertemuan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kepri, Zulkifli, dan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda.

Sejumlah anggota dewan dari Sumbar aktif bertanya dan berdiskusi mengenai berbagai program dan strategi yang dijalankan di Kepri.

Wakil Ketua DPRD Sumbar, Irsyad Syafar menyampaikan, jika tujuan dari kunjungan DPRD Sumbar ke Kepri dalam rangka untuk melakukan studi komparatif terkait kebijakan strategis dalam pengembangan destinasi pariwisata unggulan dan kawasan strategis pariwisata oleh Pemerintah Provinsi Kepri.

Karena, menurutnya, Kepulauan Riau merupakan Provinsi yang sangat strategis, berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.

“Banyak yang mungkin bisa di-ATM-kan. Kami Amati, Tiru dan Modifikasi untuk pariwisata Sumbar,” katanya, yang dalam kesempatan itu hadir bersama Kadis Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda.

Apalagi, sambungnya, setelah pandemi, pertumbuhan ekonomi Kepri sangat tinggi. “Dari sini sektor pariwisata juga ikut mendukung pertumbuhan itu,” tuturnya.

Perda Pariwisata Halal

IMG_20240806_114906918
Kadispar Kepri, Guntur Sakti untuk memaparkan beragam strategi dalam pengembangan pariwisata Kepulauan Riau.

Irsyad Syafar mengatakan, Sumbar telah Memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pariwisata Halal.

“Kehadiran perda ini salah satunya bertujuan untuk memastikan tersedianya fasilitas untuk beribadah di tempat wisata dan menjamin kehalalan produk kuliner yang ada di tempat wisata,” ujarnya. 

Ia mengatakan, perda ini, menimbulkan kewajiban pada pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan pada masyarakat hingga pembiayaan pada destinasi.

“Terkait dengan penerapan wisata halal, penekanannya pada destinasinya, seperti hotel hingga kulinernya harus menyesuaikan dengan konsep yang diatur,” ucapnya.

Dikatakannya, pada destinasi harus ada tempat ibadah seperti musala atau masjid, begitupun makanannya yang harus halal.

“Dengan apa yang dimiliki, dalam perda itu pemerintah daerah juga wajib mempromosikan dan memasarkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan potensi daerah, dalam hal ini juga harus menggandeng penggiat pariwisata atau Pelaku UMKM,” ulasnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, mengoptimalkan pembangunan daerah melalui Perda Nomor 1 Tahun 2020 harus dilakukan dengan saling berkoordinasi dengan kabupaten/kota, sehingga didapat penyamaan visi dengan tujuan sama.

“Penerapan Perda ini menyesuaikan dengan kondisi daerah, bukan berarti terlalu mengikat pada substansi nilai religius, seperti Mentawai secara budaya kita memiliki beberapa perbedaan budaya,” ucapnya. 

Dikatakan Irsyad, DPRD Sumbar sudah melakukan revisi Perda  nomor 3 tahun 2014 menjadi Perda nomor 14 tahun 2029.

Perda tersebut membuat Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah.

Perubahan tersebut ditujukan untuk meningkatkan arah pembangunan pariwisata Sumatera Barat dari destinasi wisata regional menjadi internasional. Meski demikian, konteks Adat Basandi Syarak – Syarak Basandi Kitabullah (ABS – SBK) yang menjadi landasan kehidupan sosial masyarakat harus tetap terjaga dan dipertahankan.

Komitmen bersama memperkuat pertahanan filosofi ABS – SBK di tengah upaya untuk meningkatkan kemajuan pariwisata daerah terbetik dalam uji publik perubahan Perda Nomor 3 tahun 2014 tersebut. 

Dikatakannya, pariwisata menadi potensi sumber kehidupan ekonomi masa depan Sumatera Barat.

Namun yang harus ditekankan adalah bagaimana membangun “pagar” agar pariwisata tidak merusak nilai – nilai moral masyarakat.

“Ini harus menjadi komitmen bersama, bagaimana memproteksi agar kemajuan pariwisata tidak menggerus nilai – nilai moral dan filosofi kehidupan masyarakat,” katanya.

Kedatangan rombongan DPRD Provinsi Sumbar itupun dimanfaatkan oleh Kadispar Kepri, Guntur Sakti untuk memaparkan beragam strategi dalam pengembangan pariwisata Kepulauan Riau.

_IMG_000000_000000
Sejumlah anggota dewan dari Sumbar aktif bertanya dan berdiskusi mengenai berbagai program dan strategi yang dijalankan di Kepri.

Kadispar Kepri, Guntur Sakti pada kesempatan itu menjelaskan, sebagai daerah perbatasan, banyak peluang dan tantangan dalam pengembang pariwisata di Kepri.

Guntur Sakti optimistis bahwa ke depan, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk melalui Kepri akan terus meningkat.

“Ke depan, kita yakin semakin banyak wisman yang masuk melalui Kepri,” kata Guntur.

Guntur juga memaparkan, angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kepri sepanjang tahun 2023 lalu.

Dia mengatakan, bahwa di tahun tersebut, Kepri menjadi pintu ketiga terbanyak untuk kedatangan wisman ke Indonesia dengan jumlah wisman yang datang sebanyak 1.530.899 orang.

“Bali masih menjadi yang pertama dengan jumlah wisman yang masuk sebanyak 5.273.528 orang. Diikuti DKI Jakarta sebanyak 1.963.059,” jelasnya.

Menurut Guntur Sakti, Provinsi Kepulauan Riau diyakini bisa menjadi pelopor ekosistem halal di Indonesia, dilihat dari aktivitas kawasan halal di Kabupaten Bintan yang telah mengekspor produk halal ke berbagai negara.

Hal itu, jelas dia, diungkapkan Gubernur Kepri Asar Ahmad saat membuka Festival Ekonomi Syariah di Batam, Senin (27/5).

Dikatakan Guntur Sakti, Provinsi Kepri juga terus bergegas untuk menegaskan sebagai destinasi wisata halal.

Saat ini, Pulau Penyengat, Tanjungpinang sebagai upaya percontohan.

Menurutnya, perlu dilakukan kerjasama dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang menjadi wisman tertinggi ke Provinsi Kepri.

“Untuk daerah wisata, industri halal menjadi unsur peting, tidak saja bagi mayoritas muslim,” jelasnya.

“Kepri sebagai daerah kepuauan berpotensi besar sebagai jalan untuk mengembangkan ekonomi biru. Kembangkan potensi logistik halal agar Kepri Kepri menjadi hub perdagangan halal internasional,” tegasnya.

3 Rekomendasi Destinasi Wisata Terbaru dan Terkenal

IMG_20240806_114854138
Wakil Ketua DPRD Sumbar Suwirpen Suib menyerahkan cinderamata kepada Kadispar Kepri, Guntur Sakti.

Pada kesempatan itu, Guntur Sakti memaparkan 3 rekomendasi destinasi wisata terbaru dan terkenal di Kepri yang terletak di Batam.

Pertama, katanya, adalah Kepri Coral. Kepri Coral merupakan tempat wisata paling terkenal di Batam. 

Terletak di Pulau Pengalap yang merupakan salah satu gugusan Pulau Abang, Kecamatan Galang Batam.

Kepulauan Riau ini menjadi salah satu pesona wisata Indonesia yang menyuguhkan pasir pantai yang bersih, terumbu karang dan pemandangan dunia bawah laut.

Selain itu menjadi salah satu ikon yang sering dipromosikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai tujuan pariwisata destinasi wisata internasional.

Kepri Coral juga menyediakan destinasi yang terdiri dari kolam renang dan akuarium bawah laut yang menakjubkan yakni Kepri Coral Resort.

Selain menikmati pesona laut yang eksotis, para tamu juga bisa menikmati wisata alam yang masih asri inilah hutan mangrove. Di mana para tamu disuguhkan hamparan pepohonan hijau serta spot foto yang menarik untuk Diabadikan. 

Kedua, jelas dia lagi, Nirup Island. Pulau Nirup atau Nirup Island merupakan destinasi wisata paling hits di Batam yang hanya berjarak 8 kilometer dari negara Singapura ini memiliki berbagai bangunan hotel dan resort yang menghadap langsung ke negara Singapura serta pulau-pulau kecil di sekitar.

Lokasi ini siap memberikan berbagai experience baru bagi seluruh tamu yang berkunjung.

Pihak pengelola juga telah menyediakan berbagai fasilitas yang sangat mendukung, seperti pos Bea Cukai, pelabuhan yacht, beach club hingga berbagai wahana air. 

Saat ini para pengunjung lokal dan mancanegara bisa melakukan one day trip di Pulau Nirup ini.

Ketiga, urai dia, Pulau Ranoh. Destinasi wisata baru di Batam ini merupakan destinasi wisata pantai dan water spot mewah di Batam.

Berjarak 30 menit dari Pelabuhan Jembatan 6. Pulau Ranoh yang berlokasi di ujung Kota Batam.

Pulau Ranoh memiliki ciri khas dengan pasir putih dan pohon kelapa yang cukup banyak.

Jika diamati dari atas, pulau ini seperti  piringan cakram dengan pasir putih yang menjorok ke laut.

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di sana, mulai dari berenang, snorkeling, atau hanya sekadar bersantai menikmati hembusan angin sambil minum air kelapa muda.

Pulau Ranoh juga terkenal, karena banyak sekali gugusan pulau kecil dan indah di sekitarnya.

Air lautnya jernih, juga dihiasi dengan aneka terumbu karang dan ikan hias.

Sehingga, Pulau Ranoh kerap dijadikan lokasi snorkeling dan diving. Selain itu, Pulau Ranoh kini juga sudah disulap menjadi pulau yang berfasilitas lengkap. 

Di sana ada speed boat mewah yang bisa membawa wisatawan menuju Pulau Ranoh dengan cepat dan aman. Pulau Ranoh menyediakan gazebo dan kursi untuk berjemur yang elegan. Untuk yang gemar berpetualang, ada juga permainan banana boat dan wahana bermain di balon mengapung yang aman untuk anak-anak. Pulau Ranoh juga menyediakan restoran yang menyediakan berbagai makanan dan minuman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox